Apa itu Pupuk Organik : Jenis & Cara Membuatnya

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp
Telegram
pupuk organik

Apa itu pupuk organik ? Pupuk organik adalah jenis pupuk yang berasal dari bahan-bahan alami seperti sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, kompos, dan bahan organik lainnya. Pupuk ini mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta mikroorganisme yang membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kesuburannya. Penggunaan pupuk organik sering dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pupuk kimia karena dapat memperbaiki kualitas tanah dalam jangka panjang dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan.

Daftar isi:

Jenis jenis Pupuk Organik:

  • 1. Kompos: Terbuat dari sisa-sisa tanaman, daun, dan bahan organik lainnya yang telah mengalami dekomposisi.
  • 2. Pupuk Kandang: Terbuat dari kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam, dan kuda.
  • 3. Pupuk Hijau: Terbuat dari tanaman yang ditanam khusus untuk kemudian dikembalikan ke tanah, seperti kacang-kacangan dan tanaman leguminosa lainnya.
  • 4. Pupuk Cair Organik: Terbuat dari fermentasi bahan-bahan organik seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan kotoran hewan dalam bentuk cair.
  • 5. Humus: Terbuat dari sisa-sisa tanaman yang telah terdekomposisi secara alami di dalam tanah.
  • 6. Vermikompos: Terbuat dari kotoran cacing tanah yang diberi makan bahan organik seperti sisa makanan dan kertas.
  • 7. Pupuk Organik Granul: Terbuat dari bahan-bahan organik yang diolah menjadi bentuk butiran atau granul untuk memudahkan aplikasi.
  • 8. Biochar: Terbuat dari pembakaran bahan organik pada suhu tinggi dalam kondisi minim oksigen (pirolisis), yang menghasilkan arang kaya karbon.

Setiap jenis pupuk organik memiliki kelebihan dan kegunaan tersendiri tergantung pada kebutuhan tanaman dan kondisi tanah.

pupuk organik
Biochar: Pembakaran bahan organik tanpa oksigen

Kelebihan Pupuk Organik :

  • 1. Meningkatkan Kesuburan Tanah: Pupuk organik memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan air, serta meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
  • 2. Ramah Lingkungan: Pupuk organik mengurangi risiko pencemaran lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia sintetis yang dapat mencemari air tanah dan ekosistem sekitarnya.
  • 3. Meningkatkan Kesehatan Tanaman: Pupuk organik menyediakan nutrisi secara bertahap dan berkelanjutan, membantu tanaman tumbuh lebih sehat dan kuat.
  • 4. Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia: Dengan memperbaiki kualitas tanah, penggunaan pupuk organik dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
  • 5. Memanfaatkan Limbah: Pupuk organik dapat dibuat dari limbah organik seperti sisa makanan, kotoran hewan, dan sisa tanaman, sehingga membantu mengurangi jumlah limbah yang harus dibuang.
  • 6. Meningkatkan Keanekaragaman Hayati: Dengan mendukung kehidupan mikroorganisme tanah, pupuk organik membantu mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dalam ekosistem pertanian.
  • 7. Aman untuk Tanaman dan Manusia: Karena tidak mengandung bahan kimia sintetis, pupuk organik lebih aman untuk tanaman, hewan, dan manusia yang bersentuhan dengan tanah atau tanaman yang diberi pupuk organik.
  • 8. Efek Jangka Panjang: Pupuk organik memberikan manfaat jangka panjang bagi kesuburan tanah, berbeda dengan pupuk kimia yang efeknya lebih cepat hilang.

Dengan semua kelebihan ini, pupuk organik menjadi pilihan yang baik untuk pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Cara Praktis Membuat Pupuk Organik dari Limbah Rumah Tangga:

Bahan:

  • Sisa sayuran dan buah-buahan
  • Daun kering atau rumput yang dipotong
  • Kotoran hewan peliharaan (jika ada)
  • Kertas atau karton (tanpa tinta berwarna)
  • Air
  • Tanah

Alat:

  • Wadah kompos (bisa berupa tong, bak, atau lubang di tanah)
  • Sekop atau garpu kebun
  • Penutup wadah kompos (jika menggunakan tong atau bak)

Langkah langkah Pembuatan:

1. Pilih Lokasi:

  •    Pilih tempat yang teduh dan kering untuk meletakkan wadah kompos.
  •    Pastikan lokasi tersebut mudah dijangkau.

2. Persiapkan Wadah Kompos:

  •    Jika menggunakan tong atau bak, pastikan ada lubang di bagian bawah untuk drainase.
  •    Jika membuat lubang di tanah, gali lubang sedalam sekitar 30-50 cm.

3. Lapisan Awal:

  • Letakkan lapisan tanah di dasar wadah atau lubang. Ini akan membantu drainase dan mempercepat proses dekomposisi.

4. Tambahkan Bahan Organik:

  • Tambahkan sisa sayuran dan buah-buahan. Potong-potong menjadi ukuran kecil untuk mempercepat dekomposisi.
  • Tambahkan lapisan daun kering atau rumput yang dipotong di atas bahan basah.
  • Ulangi proses ini secara bergantian antara bahan basah (sisa makanan) dan bahan kering (daun kering, kertas).

5. Kotoran Hewan dan Bahan Tambahan:

  • Tambahkan kotoran hewan peliharaan jika ada. Ini akan menambah kandungan nitrogen dalam kompos.
  • Tambahkan sedikit air jika bahan terlalu kering, tetapi jangan sampai terlalu basah.

6. Pengadukan dan Aerasi:

  • Aduk kompos secara berkala (sekitar seminggu sekali) untuk mempercepat proses dekomposisi dan memastikan ada cukup oksigen.
  • Jika menggunakan wadah tertutup, pastikan ada lubang udara di penutupnya.

7. Pengomposan:

  • Biarkan kompos selama 2-3 bulan. Proses ini bisa lebih cepat di iklim hangat dan dengan pengadukan yang teratur atau dengan menggunakan bakteri starter seperti EM4.
  • Pastikan kompos tidak terlalu kering atau terlalu basah. Idealnya, kompos harus terasa seperti spons yang basah.

8. Penyaringan:

  • Setelah bahan organik terurai dan berubah menjadi tanah hitam gelap yang berbau tanah segar, kompos siap digunakan.
  • Saring kompos untuk memisahkan partikel yang belum sepenuhnya terurai.
apa itu pupuk organik
Pupuk Organik dari limbah keluarga

Tips Tambahan:

  • Hindari memasukkan bahan seperti daging, produk susu, atau minyak ke dalam kompos karena bisa menarik hama dan memperlambat proses dekomposisi.
  • Usahakan untuk menjaga keseimbangan antara bahan hijau (sisa sayuran, buah) yang kaya nitrogen dan bahan coklat (daun kering, kertas) yang kaya karbon.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membuat pupuk organik yang bermanfaat untuk kebun atau tanaman Anda menggunakan limbah rumah tangga.

Menyimpan pupuk organik dengan benar sangat penting untuk menjaga kualitas dan efektivitasnya. Berikut adalah beberapa langkah dan tips untuk menyimpan pupuk organik:

Cara Menyimpan Pupuk Organik

1. Keringkan Pupuk:

Pastikan pupuk organik cukup kering sebelum disimpan untuk menghindari pembusukan atau pertumbuhan jamur. Pupuk yang terlalu basah dapat mengakibatkan bau tidak sedap dan menurunkan kualitasnya.

2. Gunakan Wadah Tertutup:

Simpan pupuk organik dalam wadah yang tertutup rapat seperti tong plastik, kantong plastik tebal, atau karung. Wadah harus kedap udara untuk mencegah masuknya kelembaban dan hama.

3. Simpan di Tempat Kering dan Teduh:

Pilih tempat penyimpanan yang kering dan teduh, jauh dari sinar matahari langsung dan hujan. Tempat yang sejuk dan kering membantu menjaga stabilitas kandungan nutrisi pupuk.

4. Jaga Ventilasi:

Meskipun harus tertutup, pastikan ada sedikit ventilasi untuk mencegah akumulasi gas yang mungkin terbentuk selama penyimpanan. Lubang kecil di wadah bisa membantu, tetapi pastikan tidak ada air atau hama yang dapat masuk.

5. Labeli Wadah:

Beri label pada wadah penyimpanan dengan tanggal pembuatan dan jenis pupuk. Ini memudahkan pengelolaan dan penggunaan pupuk sesuai dengan urutan pembuatannya.

6. Periksa Secara Berkala:

Lakukan pemeriksaan rutin terhadap pupuk yang disimpan. Pastikan tidak ada tanda-tanda pembusukan, kelembaban berlebih, atau serangan hama.

7. Gunakan Rak atau Palet:

Jika menyimpan dalam jumlah besar, letakkan karung atau wadah pupuk di atas rak atau palet untuk menjaga sirkulasi udara dan menghindari kontak langsung dengan lantai yang lembab.

Tips Tambahan:

  • Hindari Bahan Kimia: Jangan menyimpan pupuk organik di dekat bahan kimia atau pestisida untuk mencegah kontaminasi.
  • Gunakan Sesuai Kebutuhan: Ambil pupuk organik sesuai kebutuhan untuk menjaga kebersihan dan kualitas pupuk yang tersisa.
  • Jangan Menyimpan Terlalu Lama: Sebaiknya gunakan pupuk organik dalam waktu beberapa bulan setelah pembuatan untuk memastikan nutrisi tetap optimal.

Dengan menyimpan pupuk organik secara benar, Anda dapat memastikan bahwa pupuk tetap berkualitas dan efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.

Salam tetanam!

Facebook
Twitter
Pinterest
Telegram
WhatsApp

Jangan pernah melewatkan berita penting apa pun. Berlangganan newsletter kami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *