Sawo Manila : Tanaman Buah dari Meksiko yang Lezat

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp
Telegram
sawo manila adalah

Sawo Manila (Manilkara zapota) adalah pohon buah tropis yang berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko, tetapi kini banyak dibudidayakan di berbagai negara tropis termasuk Indonesia. Pohon sawo dapat tumbuh hingga mencapai 30 meter dengan daun hijau yang lebat. Buahnya berbentuk bulat atau oval, dengan kulit berwarna cokelat kasar dan daging buah yang manis, berair, serta memiliki tekstur lembut. Rasa buah yang dalam bahasa inggris disebut Sapodilla ini mirip dengan karamel atau gula merah. Selain dinikmati segar, buah sawo juga dapat diolah menjadi berbagai produk seperti jus, selai, atau bahan tambahan pada makanan lainnya. Pohon ini juga memiliki getah yang sering digunakan untuk produksi permen karet.

Daftar isi:

Taksonomi Tanaman Sawo Manila

Berikut adalah taksonomi dari tanaman sawo manila :

  • Kerajaan: Plantae
  • Divisi: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
  • Kelas: Magnoliopsida (dikotil)
  • Ordo: Ericales
  • Famili: Sapotaceae
  • Genus: Manilkara
  • Spesies: Manilkara zapota

Tanaman ini termasuk dalam famili Sapotaceae, yang dikenal dengan berbagai spesies penghasil buah-buahan tropis.

Morfologi Tanaman Sawo Manila

Morfologi tanaman sawo manila mencakup berbagai aspek dari struktur tanaman ini, mulai dari akar hingga buah. Berikut adalah rincian morfologi sawo manila:

1. Akar: 

Akar sawo manila adalah jenis akar tunggang, yang tumbuh kuat dan dalam. Akar ini membantu pohon bertahan di tanah yang relatif kering dan menjaga stabilitas pohon yang bisa tumbuh besar.

2. Batang

Batang pohon sawo manila keras, tebal, dan bercabang-cabang. Kulit batangnya berwarna cokelat keabu-abuan dengan tekstur kasar. Getah berwarna putih, mirip lateks, keluar dari batang ketika dilukai.

3. Daun

Daun sawo manila berwarna hijau mengkilap, berbentuk lonjong (elips) dengan ujung yang meruncing. Daunnya memiliki permukaan halus, tebal, dan berukuran sekitar 5-15 cm. Daun ini tersusun secara spiral atau tersebar.

4. Bunga

Bunga sawo manila berbentuk kecil, berwarna putih kekuningan. Bunga ini biasanya tumbuh soliter (sendiri) di ketiak daun. Bunga tersebut memiliki 6 kelopak dengan struktur biseksual, artinya bunga ini memiliki organ jantan dan betina dalam satu bunga.

5. Buah: 

Buah sawo manila berbentuk bulat atau oval dengan kulit kasar berwarna cokelat. Daging buahnya lembut, berwarna cokelat kekuningan atau cokelat kemerahan, dengan rasa manis yang khas seperti karamel. Di dalam buah terdapat beberapa biji hitam keras yang berbentuk pipih dan licin.

6. Biji: 

Biji sawo berwarna hitam atau cokelat tua, berbentuk lonjong dan keras. Biasanya terdapat 1 hingga 5 biji di dalam satu buah.

7. Getah: 

Pohon sawo manila mengandung getah putih yang menyerupai lateks. Getah ini pernah digunakan sebagai bahan dasar permen karet.

Secara umum, pohon sawo manila adalah pohon tropis yang tahan terhadap kondisi kering, dengan struktur yang kuat dan buah yang manis serta bernutrisi.

tanaman sawo manila
Tanaman Sawo Manila (Sapodilla)

Sawo Kecik apakah Sama dengan Sawo Manila?

Sawo manila (Manilkara zapota) dan sawo kecik (Manilkara kauki) adalah dua jenis pohon sawo yang memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk buah, dan kegunaannya.

1. Ukuran Pohon:

  • Sawo Manila: Pohon sawo manila dapat tumbuh besar, mencapai 20-30 meter.
  • Sawo Kecik: Pohon sawo kecik cenderung lebih kecil, dengan tinggi sekitar 15 meter.

2. Ukuran dan Bentuk Buah:

  • Sawo Manila: Buahnya lebih besar, berbentuk bulat atau oval dengan kulit cokelat kasar. Daging buahnya berwarna cokelat kekuningan dan rasanya sangat manis, mirip karamel.
  • Sawo Kecik: Buahnya lebih kecil, berbentuk lonjong dengan warna kulit merah kecokelatan. Rasanya manis tapi tidak semanis sawo manila, dan teksturnya lebih padat.

3. Penggunaan:

  • Sawo Manila: Buahnya lebih sering dikonsumsi langsung atau diolah menjadi produk seperti jus, selai, dan makanan lainnya.
  • Sawo Kecik: Buah sawo kecik sering dikaitkan dengan nilai simbolik dan spiritual dalam budaya Jawa. Pohon ini dianggap sebagai pohon suci, terutama di keraton, dan buahnya sering dijadikan persembahan atau simbol kesucian.

4. Asal dan Persebaran:

  • Sawo Manila: Berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko, tetapi sekarang tersebar luas di berbagai negara tropis, termasuk Indonesia.
  • Sawo Kecik: Asli dari kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dan sering ditemukan di tempat-tempat bersejarah atau di lingkungan keraton. 
perbedaan sawo manila dan sawo kecik
Perbedaan paling mencolok adalah buahnya

Asal usul dan Sebaran Geografis Tanaman Sawo Manila

Asal Usul:

Tanaman sawo manila (Manilkara zapota) berasal dari kawasan tropis di Amerika Tengah dan Meksiko, khususnya daerah seperti Semenanjung Yucatán, Guatemala, dan Belize. Pohon ini awalnya dikenal dan dibudidayakan oleh suku Maya dan Aztec, yang memanfaatkan buahnya untuk konsumsi dan getahnya sebagai bahan dasar permen karet. 

Sebaran Geografis:

Setelah dikenal secara lokal di Amerika Tengah, sawo manila mulai menyebar ke berbagai negara tropis melalui perdagangan dan kolonialisasi. Saat ini, sawo manila dibudidayakan secara luas di berbagai wilayah tropis dan subtropis di dunia, termasuk:

1. Asia Tenggara: 

Tanaman ini berkembang pesat di negara-negara seperti Indonesia, Filipina, Thailand, dan Malaysia. Di Indonesia, tanaman ini cukup populer dan mudah ditemukan di berbagai daerah.

2. Asia Selatan:

Sawo manila juga tumbuh di India, Sri Lanka, dan Bangladesh, di mana iklim tropis dan tanah subur sangat mendukung pertumbuhannya.

3. Karibia dan Amerika Selatan:

Selain di negara asalnya, pohon ini juga ditemukan di beberapa negara di Karibia, seperti Jamaika, dan di Amerika Selatan, termasuk Venezuela dan Kolombia.

4. Afrika: 

Sawo manila diperkenalkan di beberapa negara di Afrika tropis, seperti Nigeria, di mana iklimnya mirip dengan tempat asalnya.

5. Pasifik:

Tanaman ini juga diperkenalkan di kepulauan Pasifik, seperti Hawaii.

Sebaran sawo manila yang luas ini terutama disebabkan oleh kemudahan tumbuhnya di iklim tropis, kegunaan ekonomis buah dan getahnya, serta popularitasnya sebagai buah yang manis dan bernutrisi.

Kandungan Nutrisi Buah Sawo Manila

Buah sawo manila mengandung beragam nutrisi yang baik untuk kesehatan. Berikut adalah kandungan nutrisi utama yang terdapat dalam buah sawo per 100 gram:

1. Kalori: 83 kkal

2. Karbohidrat: 19,9 gram

Kandungan karbohidrat yang tinggi menjadikan buah ini sumber energi yang baik. Sebagian besar karbohidratnya berupa gula alami yang membuat buah ini manis.

3. Serat: 5,3 gram

Sawo kaya akan serat pangan yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan dan membantu mengontrol kadar gula darah.

4. Protein: 0,4 gram

Meskipun rendah protein, buah ini tetap memiliki sedikit kandungan asam amino esensial.

5. Lemak: 1,1 gram

Kandungan lemaknya rendah, sehingga cocok dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehat.

6. Vitamin C: 14,7 mg

Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

7. Vitamin A: 60 IU

Vitamin A bermanfaat untuk kesehatan mata, kulit, dan sistem kekebalan tubuh.

8. Kalium: 193 mg

Kalium penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, kesehatan jantung, dan fungsi otot.

9. Kalsium: 21 mg

Kalsium berperan dalam memperkuat tulang dan gigi.

10. Zat Besi: 0,8 mg

Zat besi membantu dalam produksi hemoglobin dan mencegah anemia.

11. Fosfor: 12 mg

Fosfor penting untuk kesehatan tulang dan gigi serta membantu dalam metabolisme energi.

buah sawo manila
Buah Sawo Manila

Selain itu, buah sawo mengandung senyawa fenolik, tanin, dan antioksidan yang memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-bakteri. Kombinasi nutrisi ini menjadikan buah sawo manila tidak hanya lezat tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk mendukung sistem kekebalan tubuh, pencernaan, dan kesehatan jantung.

Propagasi Tanaman Sawo Manila

Propagasi (perbanyakan) tanaman sawo manila (*Manilkara zapota*) dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu dengan biji, cangkok, okulasi, atau sambung pucuk. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing metode:

1. Perbanyakan dengan Biji

Langkah-langkah:

  • Pilih buah sawo yang matang sempurna dan ambil bijinya.
  • Cuci biji untuk menghilangkan sisa daging buah yang menempel, lalu keringkan biji tersebut selama beberapa hari.
  • Setelah kering, biji bisa langsung disemai di media tanam seperti tanah yang gembur, subur, dan kaya bahan organik.
  • Letakkan biji sekitar 2-3 cm di bawah permukaan tanah dan siram secukupnya.
  • Biji akan berkecambah dalam 3-4 minggu.
biji sawo manila
Biji Sawo Manila

Kelebihan: 

  • Mudah dilakukan dan tidak memerlukan teknik khusus.

Kekurangan: 

  • Tanaman dari biji membutuhkan waktu lebih lama untuk berbuah (biasanya 7-8 tahun) dan kualitas buah mungkin tidak sama dengan induknya.

2. Perbanyakan dengan Cangkok

Langkah-langkah:

  • Pilih cabang yang sehat dan cukup tua.
  • Kupas kulit cabang sekitar 5-10 cm di bagian tengah hingga terlihat lapisan kayunya.
  • Bungkus bagian yang dikupas dengan media tanam lembab (seperti tanah subur atau moss) dan tutup dengan plastik atau kain, lalu ikat erat.
  • Jaga agar media tanam tetap lembab hingga akar muncul (sekitar 2-3 bulan).
  • Setelah akar cukup banyak, potong cabang tersebut dan tanam di media tanam yang baru.

Kelebihan: 

  • Tanaman yang dihasilkan dari cangkok biasanya lebih cepat berbuah (3-4 tahun) dan kualitas buah lebih terjaga karena berasal dari induk yang unggul.

Kekurangan: 

  • Membutuhkan perawatan ekstra dan teknik yang lebih rumit dibandingkan propagasi dengan biji.

3. Perbanyakan dengan Okulasi

Langkah-langkah:

  • Pilih pohon sawo yang sehat sebagai batang bawah, dan pohon unggul sebagai sumber mata tunas (batang atas).
  • Potong tunas dari pohon induk unggul, dan sisipkan pada batang bawah yang sudah disayat.
  • Ikat bagian sayatan tersebut dengan plastik agar tunas dapat menyatu dengan batang bawah.
  • Setelah beberapa minggu, tunas akan menyatu dan mulai tumbuh menjadi tanaman baru.

Kelebihan: 

  • Proses ini lebih cepat menghasilkan buah dibanding biji dan tanaman yang dihasilkan memiliki sifat unggul dari induknya.

Kekurangan: 

  • Teknik okulasi memerlukan keterampilan khusus dan peralatan yang tepat.

4. Perbanyakan dengan Sambung Pucuk (Grafting)

Langkah-langkah:

  • Pilih batang bawah dari tanaman sawo yang sehat.
  • Potong pucuk dari batang bawah, lalu siapkan tunas dari pohon sawo yang memiliki kualitas buah unggul.
  • Sambungkan tunas tersebut ke batang bawah, lalu ikat dengan plastik hingga menyatu.
  • Setelah beberapa minggu, sambungan akan menyatu dan tunas akan tumbuh menjadi cabang baru.

Kelebihan: 

  • Tanaman hasil grafting biasanya lebih kuat dan cepat berbuah.

Kekurangan: 

  • Memerlukan keahlian dan pengalaman untuk berhasil.

Perbanyakan sawo manila dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung tujuan dan kondisi. Jika ingin tanaman cepat berbuah dan kualitas buah tetap unggul, metode vegetatif seperti cangkok, okulasi, atau sambung pucuk lebih disarankan. Namun, untuk pembibitan dalam jumlah banyak, propagasi dengan biji masih menjadi pilihan yang umum.

Menanam Sawo Manila pada Planter Bag 

Menanam sawo manila dalam planter bag merupakan alternatif yang bagus jika Anda memiliki keterbatasan lahan atau ingin menanam pohon secara praktis di lingkungan yang lebih terkontrol. Berikut langkah-langkah menanam sawo manila dalam planter bag:

1. Persiapan Bahan dan Alat

  • Planter bag: Pilih planter bag berukuran besar, minimal 60-100 liter, karena pohon sawo bisa tumbuh besar. Pastikan planter bag memiliki lubang drainase yang baik untuk mencegah genangan air.
  • Media tanam: Campuran tanah, kompos, dan sekam padi dengan perbandingan 2:1:1. Pastikan media tanam subur, gembur, dan dapat menahan air tanpa menjadi terlalu basah.
  • Bibit sawo: Gunakan bibit sawo dari hasil cangkok, okulasi, atau sambung pucuk agar lebih cepat berbuah.
  • Pupuk: Pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos, serta pupuk NPK untuk nutrisi tambahan.

2. Langkah-langkah Penanaman Sawo Manila

a. Pengisian Planter Bag

  • Isi bagian dasar planter bag dengan kerikil atau pecahan genteng untuk memastikan drainase yang baik.
  • Setelah itu, tambahkan campuran media tanam yang telah disiapkan hingga hampir penuh, sisakan sedikit ruang di bagian atas (sekitar 5-10 cm dari bibir planter bag).

b. Penanaman Bibit

  • Buat lubang di tengah media tanam sedalam dan selebar ukuran akar bibit sawo.
  • Keluarkan bibit sawo dari polybag atau pot semai dengan hati-hati agar akar tidak rusak.
  • Tanam bibit sawo dalam lubang, kemudian timbun dengan media tanam hingga akarnya tertutup rapat. Padatkan tanah di sekitar batang dengan lembut.

c. Penyiraman

  • Setelah bibit ditanam, siram secara perlahan dengan air hingga media tanam basah merata tetapi tidak tergenang.
  • Siram tanaman secara rutin, terutama pada pagi atau sore hari. Pastikan air mengalir dengan baik dari lubang drainase di bagian bawah planter bag.

3. Perawatan Tanaman Sawo Manila

a. Penyiraman

  • Siram tanaman 1-2 kali sehari, tergantung pada kondisi cuaca. Hindari penyiraman berlebihan yang bisa menyebabkan media tanam terlalu basah.

b. Pemupukan

  • Pemupukan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan, gunakan pupuk organik (seperti kompos atau pupuk kandang) dan tambahkan pupuk NPK seimbang (misalnya 16:16:16) setiap 2-3 bulan.
  • Sebaiknya lakukan pemupukan di sekitar batang tanaman dengan membuat lubang-lubang kecil di media tanam, lalu masukkan pupuk dan tutup kembali dengan tanah.

c. Pemangkasan

  • Pangkas cabang-cabang yang tumbuh terlalu rimbun atau tidak teratur untuk menjaga bentuk tanaman serta memudahkan penyerapan cahaya.
  • Pemangkasan juga membantu mengalirkan energi tanaman untuk menghasilkan buah lebih cepat.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

  • Selalu kontrol tanaman dari serangan hama seperti kutu daun, ulat, atau penyakit jamur. Jika ditemukan tanda-tanda serangan, gunakan pestisida organik atau kimia yang aman dan sesuai dosis.
  • Jaga kebersihan area sekitar planter bag untuk mencegah tumbuhnya gulma yang dapat bersaing dengan tanaman untuk mendapatkan nutrisi.

4. Penempatan Planter Bag

  • Letakkan planter bag di tempat yang mendapat sinar matahari penuh (setidaknya 6-8 jam sehari). Sawo manila memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhan optimal dan proses pembentukan buah.
  • Jika ingin memindahkan lokasi tanaman, pastikan planter bag mudah dipindahkan dan tidak terlalu berat.

5. Pemanenan

  • Jika Anda menanam dari bibit hasil cangkok, okulasi, atau sambung pucuk, pohon sawo manila dalam planter bag dapat mulai berbuah dalam waktu 3-4 tahun. Buah yang matang akan berubah warna menjadi cokelat kekuningan dan teksturnya agak lembut ketika ditekan.

Keuntungan Menanam Sawo Manila dalam Planter Bag:

  • Bisa dikontrol pertumbuhannya dan lebih mudah dalam hal perawatan.
  • Fleksibel untuk dipindahkan sesuai kebutuhan pencahayaan.
  • Tidak memerlukan lahan yang luas.

Dengan perawatan yang baik, menanam sawo manila dalam planter bag dapat memberikan hasil buah yang optimal dan sehat.

Salam tetanam!

Facebook
Twitter
Pinterest
Telegram
WhatsApp

Jangan pernah melewatkan berita penting apa pun. Berlangganan newsletter kami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *