Buah kepel adalah salah satu buah tropis Indonesia yang makin sulit ditemukan, tetapi justru makin sering dibicarakan. Banyak orang penasaran karena konon buah ini bisa membuat napas dan keringat beraroma harum.
Untuk memudahkan brainstorming, bayangkan buah kepel sebagai perpaduan antara mangga kecil dan sawo, dengan rasa manis legit, kulit cokelat kekuningan, dan daging lembut. Tanamannya berupa pohon tinggi, rindang, dan dulu dianggap tanaman “keraton” yang tidak sembarang orang boleh menanam.
Agar pemahaman semakin jelas, mari mulai dari definisi dasarnya.
Daftar isi:
- Apa Itu Buah Kepel?
- Mengenal Tanaman Buah Kepel (Stelechocarpus burahol)
- Kandungan Nutrisi Buah Kepel (per 100 g)
- Manfaat Kesehatan Buah Kepel
- Fakta Unik Tanaman Buah Kepel
- Syarat Tumbuh dan Propagasi (Perbanyakan)
- Cara Menanam dan Merawat Buah Kepel
- Kesimpulan
- FAQ Seputar Buah Kepel
Apa Itu Buah Kepel?
Buah kepel adalah buah dari pohon Stelechocarpus burahol, anggota keluarga Annonaceae (suku sirsak-sirsakan). Buah ini dikenal sebagai buah tradisional Jawa yang dipercaya dapat:
- Menyegarkan napas
- Mengurangi bau badan
- Menjaga kesehatan ginjal dan saluran kemih
Di Jawa, buah kepel sering dikaitkan dengan citra keanggunan dan kehalusan pribadi, terutama di lingkungan bangsawan. Sekarang, mari kita kenali tanaman ini lebih ilmiah.
Mengenal Tanaman Buah Kepel (Stelechocarpus burahol)
Untuk memahami nilai buah kepel, kita perlu menelusuri taksonomi, morfologi, serta asal dan sebarannya.
a. Taksonomi Buah Kepel (Terstruktur)
Berikut klasifikasi ilmiah buah kepel:
- Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)
- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas: Magnoliopsida (Dikotil)
- Ordo: Magnoliales
- Famili: Annonaceae (suku sirsak-sirsakan)
- Genus: Stelechocarpus
- Spesies: Stelechocarpus burahol (Blume) Hook.f. & Thomson
Dengan memahami taksonominya, kini kita beralih ke bentuk fisik tanamannya.
b. Morfologi: Bentuk Tanaman dan Buah Kepel
Secara morfologi, tanaman kepel memiliki ciri sebagai berikut:
- Pohon:
- Tinggi 10–25 meter
- Batang tegak, berkayu keras
- Tajuk rimbun, cocok sebagai peneduh
- Daun:
- Bentuk lanset memanjang, ukuran sekitar 10–25 cm
- Warna hijau tua mengilap di bagian atas
- Tersusun spiral di sepanjang ranting
- Bunga:
- Kecil, berwarna kekuningan hingga kecokelatan
- Muncul di batang dan cabang tua (cauliflory)
- Buah:
- Bentuk oval hingga bulat, ukuran ±3–6 cm
- Kulit cokelat kekuningan saat matang
- Daging buah tebal, lembut, rasa manis legit aromatik
- Biji 4–10 butir per buah, berkulit keras
Setelah memahami bentuk tanaman, selanjutnya kita lihat dari mana tanaman ini berasal dan bagaimana sebarannya.

c. Negara Asal dan Sebaran Geografis
Buah kepel merupakan tanaman asli Asia Tenggara, terutama:
- Asal utama: Jawa (Indonesia)
- Sebaran di Indonesia:
- Jawa Tengah dan Jawa Timur
- Daerah sekitar Yogyakarta
- Beberapa kebun koleksi di Jawa Barat dan Bali
Selain Indonesia, kepel juga dilaporkan dibudidayakan secara terbatas di:
- Malaysia
- Thailand
- Beberapa kebun botani di negara lain sebagai tanaman koleksi
Meskipun begitu, populasi kepel di alam menurun, sehingga keberadaannya sering disebut “nyaris terlupakan”. Setelah mengenal tanaman dan sebarannya, kita masuk ke bagian yang banyak dicari: kandungan nutrisinya.
Baca juga: Buah Kenitu: Keajaiban Tropis yang Wajib Diketahui!
Kandungan Nutrisi Buah Kepel (per 100 g)
Data kandungan nutrisi buah kepel relatif terbatas dan banyak diambil dari penelitian lokal. Namun, beberapa literatur menyebut kisaran nilai nutrisi sebagai berikut (estimasi):
| Nutrisi | Jumlah per 100 g (±) |
|---|---|
| Energi | 70–90 kkal |
| Karbohidrat | 15–20 g |
| Protein | 1–2 g |
| Lemak | 0,5–1 g |
| Serat pangan | 3–5 g |
| Vitamin C | 15–25 mg |
| Vitamin A (β-karoten) | 100–200 IU |
| Kalsium | 20–30 mg |
| Fosfor | 15–25 mg |
| Kalium | 150–250 mg |
| Magnesium | 10–20 mg |
| Zat besi | 0,5–1 mg |
| Antioksidan fenolik & flavonoid | ada (variasi menurut varietas) |
Setelah melihat nutrisinya, sekarang kita telusuri manfaat kesehatannya yang membuat buah ini begitu menarik.

Manfaat Kesehatan Buah Kepel
Berbagai sumber tradisional Jawa dan beberapa kajian ilmiah menyebutkan beberapa manfaat berikut:
- Membantu Mengurangi Bau Badan dan Menyegarkan Napas
Konsumsi buah kepel secara rutin dipercaya dapat membuat napas lebih segar dan mengurangi bau badan. Ini yang menjadikannya terkenal sebagai “deodoran alami”. - Potensi Menjaga Kesehatan Ginjal dan Saluran Kemih
Secara tradisional, kepel digunakan untuk membantu melancarkan buang air kecil dan mendukung kesehatan ginjal. Kandungan senyawa bioaktif dan mineralnya diduga berperan dalam menjaga fungsi ekskresi. - Sumber Antioksidan Alami
Kandungan vitamin C, β-karoten, dan senyawa fenolik berfungsi sebagai antioksidan yang membantu melawan radikal bebas. Hal ini dapat mendukung kesehatan kulit, daya tahan tubuh, dan perlindungan sel. - Mendukung Kesehatan Pencernaan
Serat pangan dalam buah kepel membantu memperlancar pencernaan, mencegah sembelit, dan menjaga kesehatan mikrobiota usus. - Menunjang Kesehatan Kulit
Kombinasi vitamin, antioksidan, dan efek “pengharum” dari dalam membuat buah ini menarik bagi yang peduli perawatan tubuh dan kulit secara alami.
Meski potensinya menarik, konsumsi sewajarnya tetap dianjurkan, dan bukan sebagai pengganti pengobatan medis. Setelah membahas manfaat, sekarang kita beralih ke sisi budaya dan sejarahnya yang unik.
Fakta Unik Tanaman Buah Kepel
Buah kepel bukan sekadar buah biasa. Ada beberapa fakta unik yang membuatnya istimewa:
- Buah Favorit Putri Keraton Yogyakarta
Secara historis, buah kepel disebut sebagai buah kesayangan para putri keraton Yogyakarta dan Surakarta. Konon, para bangsawan wanita mengonsumsi kepel untuk menjaga wangi tubuh dan napas agar tetap harum. - Simbol Kesucian dan Keanggunan
Tanaman kepel dahulu sering ditanam di lingkungan keraton sebagai simbol kesucian, keanggunan, dan kehalusan budi. Tidak semua rakyat jelata dapat menanamnya di pekarangan. - Tanaman Langka dan Dilindungi di Beberapa Tempat
Karena jarang dibudidayakan secara massal dan banyak pohon tua yang ditebang, kepel menjadi semakin langka. Sebagian kebun botani dan keraton menjadikannya tanaman koleksi yang dijaga. - Tumbuh Buah di Batang (Cauliflory)
Seperti kakao dan beberapa tanaman tropis lain, buah kepel tumbuh menempel di batang dan cabang tua. Ini memberi tampilan yang unik dan memudahkan pemanenan.
Setelah mengetahui sisi uniknya, pertanyaan berikutnya adalah: bisakah kepel ditanam sendiri? Jawabannya: bisa. Mari kita bahas syarat tumbuh dan cara memperbanyaknya.
Baca juga: Buah Peach: Rahasia Manis yang Sehat & Menggoda
Syarat Tumbuh dan Propagasi (Perbanyakan)
Agar tanaman kepel tumbuh optimal, beberapa syarat berikut perlu diperhatikan:
Syarat Tumbuh
- Iklim:
- Tropis lembap
- Curah hujan 1.500–3.000 mm/tahun
- Ketinggian ideal 0–600 mdpl
- Suhu:
- 22–32°C
- Tanah:
- Subur, gembur, kaya bahan organik
- pH 5,5–7,0
- Drainase baik (tidak tergenang)
- Cahaya:
- Sinar matahari penuh sampai setengah teduh

Propagasi (Perbanyakan)
Tanaman kepel dapat diperbanyak dengan beberapa cara:
- Perbanyakan Biji
- Cara paling umum
- Pertumbuhan cukup lambat, mulai berbuah bisa 6–8 tahun atau lebih
- Cangkok / Okulasi / Sambung Pucuk
- Jarang dilakukan oleh masyarakat umum
- Potensial mempercepat masa berbuah jika tekniknya dikuasai
Karena untuk pemula cara termudah adalah lewat biji, pada bagian berikutnya kita fokus pada cara menanam dan merawat kepel dari bibit.
Baca juga: Mencangkok Tanaman: Cara Efektif Memperbanyak Tanaman Anda
Cara Menanam dan Merawat Buah Kepel
Untuk mempermudah, langkah menanam akan dijelaskan per tahap dengan sub-bab yang jelas.
1. Memilih dan Menyiapkan Benih atau Bibit
- Pilih buah kepel yang:
- Sudah matang pohon (kulit cokelat kekuningan)
- Daging buah manis dan tidak busuk
- Ambil biji dari buah terbaik, lalu:
- Cuci bersih dari sisa daging buah
- Kering-anginkan 1–2 hari di tempat teduh
- Alternatif: beli bibit kepel di penjual tanaman terpercaya (lebih praktis dan cepat berbuah).
2. Menyemai Biji Kepel
- Siapkan media semai:
- Campuran tanah gembur + kompos/pupuk kandang matang (1:1)
- Gunakan polybag kecil atau tray semai.
- Tanam biji sedalam ±2–3 cm, posisi horizontal.
- Siram media hingga lembap, jangan becek.
- Letakkan di tempat teduh dengan cahaya tidak langsung.
- Biji biasanya berkecambah dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan (tanaman ini memang agak lambat).
3. Menyiapkan Lahan atau Pot Tanam
Jika bibit sudah setinggi 30–50 cm, langkah berikutnya adalah menyiapkan tempat tanam.
a. Tanam di Tanah (Pekarangan)
- Gali lubang tanam ukuran ±50×50×50 cm.
- Campurkan tanah galian dengan:
- 5–10 kg pupuk kandang matang
- Sedikit pasir jika tanah terlalu liat
- Biarkan lubang “diistirahatkan” 5–7 hari sebelum tanam.
b. Tanam di Pot Besar
- Gunakan pot diameter minimal 50–60 cm.
- Media tanam: tanah gembur : kompos : sekam bakar (2:1:1).
- Pastikan pot punya lubang drainase cukup banyak.
4. Menanam Bibit Kepel
- Keluarkan bibit dari polybag dengan hati-hati agar akar tidak rusak.
- Masukkan bibit ke lubang tanam atau pot, posisikan tegak.
- Timbun media hingga menutup pangkal batang, padatkan ringan.
- Siram sampai lembap merata.
- Pasang ajir (penyangga) jika diperlukan untuk mencegah tanaman roboh.

5. Penyiraman yang Tepat
- 2–3 bulan pertama:
- Siram 1–2 kali sehari (pagi dan/atau sore), terutama di musim kemarau.
- Setelah tanaman kuat:
- Siram 2–3 kali seminggu, sesuaikan dengan kelembapan tanah.
- Hindari genangan air karena bisa memicu akar busuk.
6. Pemupukan Rutin
- 3–4 bulan pertama:
- Berikan pupuk kandang/kompos ±1–2 kg per tanaman setiap 2–3 bulan.
- Setelah tanaman lebih besar:
- Tambahkan pupuk NPK seimbang dosis rendah sesuai anjuran kemasan, 2–3 kali setahun.
- Taburkan pupuk di sekeliling tajuk (drip line), lalu tutup tipis dengan tanah dan siram.
7. Penyiangan dan Pengendalian Gulma
- Bersihkan gulma di sekitar pangkal pohon secara berkala.
- Jangan biarkan rumput liar mengambil nutrisi dan air.
- Gunakan mulsa organik (jerami, daun kering) untuk menekan pertumbuhan gulma sekaligus menjaga kelembapan tanah.
8. Pemangkasan Ringan dan Pembentukan Tajuk
- Lakukan pemangkasan ringan pada cabang yang:
- Kering, sakit, atau saling bertumpukan
- Bentuk tajuk yang seimbang dan tidak terlalu rapat agar cahaya masuk merata.
- Pemangkasan juga membantu sirkulasi udara sehingga tanaman lebih sehat.
9. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Hama potensial: ulat daun, kutu daun, penggerek batang (tergantung lingkungan).
- Pengendalian:
- Gunakan pestisida nabati (misalnya ekstrak daun mimba, bawang putih, atau serai) secara berkala.
- Jaga kebersihan kebun dan jangan biarkan ranting sakit menumpuk.
- Penyakit: cendawan pada daun, busuk akar jika terlalu lembap.
- Atasi dengan memperbaiki drainase, mengurangi penyiraman berlebih, dan memangkas bagian yang sakit.
10. Menunggu Berbuah dan Panen
- Dari biji, tanaman bisa mulai berbuah sekitar 6–8 tahun (atau lebih, tergantung perawatan dan kondisi).
- Ciri buah matang:
- Kulit berubah cokelat kekuningan
- Tekstur sedikit melunak
- Panen dengan cara memetik buah menggunakan tangan atau alat panen, jangan merusak ranting.
Mengingat langkah-langkahnya cukup panjang, berikut disajikan panduan singkat dalam bentuk tabel.
Tabel Panduan Singkat Menanam Buah Kepel
| Tahap | Langkah | Catatan Penting |
|---|---|---|
| 1. Benih | Pilih buah matang, ambil biji | Pilih buah manis, sehat, bebas busuk |
| 2. Persiapan | Cuci dan kering-anginkan biji | Jemur di tempat teduh, jangan di bawah matahari langsung |
| 3. Penyemaian | Tanam biji di polybag/tray semai | Media gembur + kompos, siram rutin, jangan becek |
| 4. Pembibitan | Rawat hingga bibit 30–50 cm | Simpan di tempat teduh dengan cahaya cukup |
| 5. Lahan/Pot | Siapkan lubang/pot dan media tanam | Tambahkan pupuk kandang matang dalam media |
| 6. Penanaman | Pindahkan bibit ke lahan/pot | Akar jangan rusak, padatkan media secara perlahan |
| 7. Penyiraman | Siram rutin sesuai usia tanaman | Awal: 1–2 kali sehari; lanjut: 2–3 kali seminggu |
| 8. Pemupukan | Pupuk organik + NPK dosis rendah | Beri 2–3 bulan sekali, jangan berlebihan |
| 9. Perawatan | Penyiangan gulma, pemangkasan ringan | Jaga kebersihan area dan bentuk tajuk seimbang |
| 10. Panen | Petik buah matang di batang/cabang | Buah matang cokelat kekuningan, tekstur agak lunak |
Baca juga: Buah Jamblang: Hitam Manis, Buah Jadul yang Kembali Viral!
Kesimpulan
Buah kepel bukan sekadar buah langka, tetapi juga bagian penting dari warisan hayati dan budaya Jawa. Tanaman ini menyimpan cerita tentang keraton, keanggunan para putri bangsawan, sekaligus potensi kesehatan yang menarik, mulai dari membantu menyegarkan napas, mengurangi bau badan, hingga mendukung kesehatan ginjal dan pencernaan.
Dari sisi nutrisi, buah kepel mengandung karbohidrat, serat, vitamin C, β-karoten, serta berbagai mineral yang bermanfaat jika dikonsumsi wajar. Dari sisi budidaya, kepel memang termasuk tanaman yang tumbuh lambat dan butuh kesabaran, namun perawatannya relatif sederhana jika syarat tumbuhnya terpenuhi.
Dengan menanam kepel di pekarangan atau kebun, Anda bukan hanya menikmati buah unik yang harum, tetapi juga ikut melestarikan tanaman lokal yang hampir terlupakan. Langkah kecil menanam satu pohon kepel hari ini bisa menjadi kontribusi nyata untuk menjaga keragaman hayati Indonesia di masa depan.

FAQ Seputar Buah Kepel
1. Buah kepel itu rasanya seperti apa?
Rasanya manis legit, agak mirip perpaduan antara sawo dan mangga, dengan aroma lembut yang khas.
2. Benarkah buah kepel bisa mengurangi bau badan?
Secara tradisional, iya, kepel dipercaya bisa membantu menyegarkan napas dan mengurangi bau badan jika dikonsumsi rutin, meski bukti ilmiah modern masih terbatas.
3. Berapa lama pohon kepel mulai berbuah dari biji?
Umumnya 6–8 tahun, bahkan bisa lebih, tergantung perawatan dan kondisi lingkungan.
4. Bisa tidak kepel ditanam di pot?
Bisa, asalkan menggunakan pot besar, media gembur kaya organik, dan perawatan rutin (air, pupuk, pemangkasan).
5. Apakah buah kepel aman dikonsumsi setiap hari?
Dalam jumlah wajar, umumnya aman bagi orang sehat. Untuk kondisi medis tertentu, sebaiknya konsultasi ke tenaga kesehatan sebelum konsumsi rutin.
6. Di mana bisa mendapatkan bibit buah kepel?
Biasanya tersedia di penjual tanaman langka, kebun bibit hortikultura, atau marketplace tanaman online. Pilih penjual yang kredibel.
7. Tanaman kepel cocok ditanam di daerah apa saja?
Cocok di daerah beriklim tropis lembap dengan ketinggian 0–600 mdpl, tanah subur, dan drainase baik, seperti banyak wilayah di Indonesia.
8. Apakah buah kepel termasuk tanaman yang dilindungi?
Di beberapa kawasan konservasi dan kebun botani, kepel diperlakukan sebagai tanaman yang perlu dilestarikan karena keberadaannya makin jarang di alam.
9. Kenapa buah kepel jarang ditemukan di pasar?
Karena belum dibudidayakan secara massal, pertumbuhannya lambat, dan selama ini lebih banyak ditanam sebagai tanaman koleksi atau di lingkungan tertentu saja.
10. Bagaimana cara simpel merawat pohon kepel di rumah?
Pastikan cukup sinar matahari, siram teratur tanpa menggenang, beri pupuk organik berkala, bersihkan gulma, dan lakukan pemangkasan ringan jika perlu.
Jika Anda tertarik dengan buah lokal unik dan ingin punya “pohon cerita” di pekarangan, kepel adalah salah satu pilihan terbaik untuk mulai ditanam.
Salam tetanam!
edo@tetanam































