Seledri (Apium graveolens L) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan. Seledri merupakan sayuran hijau yang rendah kalori. Daun seledri mengandung sekitar 16 kalori per 100 gram. Daun seledri juga bisa digunakan sebagai tanaman obat keluarga karena mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B1 dan zat besi lainnya seperti kalium dan mineral.
Daftar Isi:
Taksonomi
Taksonomi tanaman seledri (Apium graveolens) adalah sebagai berikut:
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Angiospermae
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Apiales
- Famili: Apiaceae
- Genus: Apium
- Spesies: Apium graveolens
Tanaman seledri dikenal karena batangnya yang renyah dan daunnya yang aromatik, sering digunakan dalam masakan dan sebagai bahan salad.

Propagasi
Propagasi tanaman seledri (Apium graveolens) dapat dilakukan melalui beberapa metode, yakni:
- Penggunaan Benih:
- Persiapan Benih: Pilih benih seledri berkualitas baik dan semburkan air agar benih bisa berkecambah dengan baik.
- Menanam Benih: Sebar benih di permukaan media tanam yang lembab, lalu tutup dengan lapisan tipis tanah.
- Perawatan: Jaga kelembaban tanah dan letakkan di tempat yang cukup sinar matahari. Setelah benih berkecambah dan memiliki beberapa daun, pindahkan ke lahan yang lebih besar.
- Perbanyakan Vegetatif (Pembelahan atau Stek):
- Menggunakan Rimpang (Rizoma):
- Seledri dapat berakar melalui rizoma, sehingga jika ada pohon seledri yang sudah besar, dapat dibagi untuk ditanam kembali di tempat lain.
Kandungan
Tanaman seledri (Apium graveolens) memiliki berbagai kandungan yang bermanfaat, antara lain:
- Minyak Atsiri: Aroma khas seledri berasal dari senyawa minyak atsiri, yang paling banyak terdapat pada buah yang telah dikeringkan.
- Kandungan Utama:
- Butilftalida
- Butilidftalida
- Kandungan Utama:
- Flavonoid:
- Graveobiosid A (1-2%)
- Graveobiosid B (0,1 – 0,7%)
- Senyawa Fenol: Terdapat berbagai senyawa golongan fenol yang memberikan sifat antioksidan.
- Komponen Lainnya:
- Apiin
- Isokuersitrin
- Furanokumarin
- Isoimperatorin
- Asam Lemak:
- Asam petroselin (40-60%)
- Steroid:
- Stigmasterol
- Sitosterol
Kandungan-kandungan tersebut berkontribusi terhadap manfaat kesehatan seledri, termasuk sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan dukungan terhadap sistem pencernaan.
Kegunaan Seledri
Seledri adalah tumbuhan serbaguna, terutama sebagai sayuran dan obat-obatan. Sebagai sayuran, daun, tangkai daun, dan umbi sebagai campuran sup. Daun juga dipakai sebagai lalap, atau dipotong kecil-kecil lalu ditaburkan di atas sup bakso, soto, macam-macam sup lainnya, atau juga bubur ayam.
Seledri (terutama buahnya) sebagai bahan obat telah disebut-sebut oleh Dioskurides serta Theoprastus dari masa Yunani Klasik dan Romawi sebagai “penyejuk perut”. Veleslavin (1596) memperingatkan agar tidak mengonsumsi seledri terlalu banyak karena dapat mengurangi air susu. Seledri disebut-sebut sebagai sayuran anti-hipertensi. Fungsi lainnya adalah sebagai peluruh (diuretika), anti reumatik serta pembangkit nafsu makan (karminativa). Umbinya memliki khasiat yang mirip dengan daun tetapi digunakan pula sebagai afrodisiaka (pembangkit gairah seksual).
Namun, seledri berpotensi menimbulkan alergi pada sejumlah orang yang peka. Penderita radang ka’al tidak dianjurkan mengonsumsinya.
Jenis seledri yang dibudidayakan:
- Seledri daun atau seledri iris ( graveolens Kelompok secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indinesia.
- Seledri tangkai ( graveolens Kelompok dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.
- Seledri umbi ( graveolens Kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.
Menanam Seledri di Rumah
Menanam seledri di rumah dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Pemilihan Benih
- Pilih varietas seledri yang sesuai untuk iklim dan preferensi Anda. Benih seledri biasanya tersedia di toko pertanian atau online.
2. Persiapkan Media Tanam
- Gunakan campuran tanah yang kaya akan humus dan nutrisi, dengan pH antara 6,0 hingga 7,0.
- Anda bisa menggunakan campuran tanah kebun, kompos, dan perlengkapan pertanian lainnya.
3. Menyemai Seledri
- Di Dalam Pot: Isi pot dengan media tanam, buat lubang kecil, dan tempatkan benih seledri di dalamnya. Tutup dengan lapisan tipis tanah, dan siram lembab.
- Di Lahan Terbuka: Sebar benih di permukaan tanah yang telah dipersiapkan, dan tutup dengan lapisan tipis tanah. Pastikan ada jarak antar benih.
4. Penyiraman
- Setelah menanam, siram tanah hingga lembab, tetapi jangan sampai banjir. Jaga kelembaban tanah, terutama saat benih mulai berkecambah.
5. Penempatan
- Letakkan pot di tempat yang mendapatkan sinar matahari langsung setidaknya 6 jam sehari. Jika menanam di lahan terbuka, pilih lokasi yang mendapat sinar matahari yang baik.
6. Perawatan
- Penyiraman: Siram tanaman secara teratur untuk menjaga kelembaban tanah tanpa membuatnya terlalu basah.
- Penggemburan Tanah: Gemburkan tanah di sekitar tanaman untuk meningkatkan sirkulasi udara dan mencegah pertumbuhan gulma.
- Pemupukan: Berikan pupuk organik atau pupuk cair setiap 4-6 minggu sekali untuk mendukung pertumbuhan.
7. Pemanenan
- Seledri dapat dipanen ketika telah tumbuh cukup besar dan batangnya cukup tebal. Potong batang dari pangkalnya dan pastikan untuk tidak merusak tanaman yang tersisa agar dapat tumbuh kembali.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat dengan mudah menanam seledri di rumah dan mendapatkan hasil yang segar untuk digunakan dalam masakan Anda!
Salam tetanam!