Akar Bajakah, atau Spatholobus Littoralis, adalah tanaman merambat yang telah lama digunakan oleh suku Dayak untuk pengobatan tradisional, dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan termasuk potensi pengobatan kanker. Tanaman ini tersebar di berbagai wilayah di Asia Tenggara, namun populasinya semakin menurun di Pulau Jawa akibat urbanisasi. Meskipun banyak manfaat yang dipercaya, keberadaan dan keefektifan Bajakah dalam pengobatan modern masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Tanaman ini pertama kali ditemukan pada tahun 1842 oleh ahli botani Jerman, Justus Karl Hasskarl. Bajakah memiliki habitat yang luas, mencakup berbagai pulau di Asia Tenggara dan beberapa bagian Asia. Suku Dayak telah lama memanfaatkan Akar Bajakah untuk pengobatan berbagai penyakit, termasuk kanker dan diabetes. Tanaman ini juga diduga memiliki manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah penuaan dini.
Daftar isi:
Taksonomi Tanaman Bajakah
- Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
- Kelas: Magnoliopsida (Tumbuhan berbiji belah)
- Famili: Fabaceae
- Genus: Spatholobus
- Spesies: Spatholobus Littoralis
Tanaman ini memiliki dua nama sinonim, yaitu Derris leytensis dan Butea littoralis.

First published in Flora 25(2, Beibl. 1): 52 (1842), res: kew.org
Sebaran Habitat Tanaman Akar Bajakah
- Kepulauan di Asia Tenggara dan Selatan:
- Kepulauan Andaman
- Pulau Kalimantan
- Pulau Sumatera
- Filipina
- Malaysia
- Indonesia (termasuk Jawa)
- Thailand
- Myanmar
- Sri Lanka
- Wilayah di Asia Selatan:
- Assam (India)
- Bangladesh
- Nepal
- India
- Wilayah di Asia Timur:
- China Selatan
- China Tenggara
- Hainan
- Vietnam
- Laos

Tanaman Spatholobus Littoralis (Bajakah) tersebar luas di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur, terutama di pulau-pulau besar dan wilayah pegunungan. Terdapat tiga jenis Bajakah yang ditemukan di hutan Kalimantan: Bajakah Tampala, Bajakah Kalalawit, dan Bajakah Lamei/Gambir Sarawak.
Ciri ciri Tanaman Akar Bajakah
Bajakah yang ditemukan di hutan sekitar Kalimantan Tengah, berbentuk liana dengan akar yang panjang dengan daun berbentuk oval dengan ujung runcing, bunga kecil dengan warna ungu, pink, dan putih, serta akar yang panjang dan merambat.
- Daun:
- Berbentuk oval dengan ujung yang meruncing tajam.
- Berwarna hijau dengan sedikit rona kekuningan.
- Bunga:
- Bunganya kecil dengan variasi warna ungu, pink, dan putih.
- Habitus:
- Berbentuk liana (tanaman merambat).
- Biasa menghuni hutan basah dan lembap.
- Akar:
- Akarnya menjalar, merambat, dan dapat mencapai panjang 5 meter atau lebih.
- Akar berkayu.
- Batang:
- Berbentuk liana yang memanjat dan merambat.
Ciri-ciri yang paling mudah dikenali dari tanaman bajakah adalah akarnya yang panjang, berkayu, dan merambat, serta bunganya yang kecil dengan variasi warna ungu, pink, dan putih.

Kandungan Akar Bajakah
Kandungan dan senyawa yang terdapat dalam tanaman bajakah menurut penelitian adalah:
- Bajakah Tampala (Spatholobus littoralis):
- Mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tanin, dan saponin.
- Ekstrak batangnya dapat mempercepat penyembuhan luka.
- Bajakah Kalalawit:
- Mengandung senyawa fenol dan antibakteri.
- Ekstraknya memiliki kandungan katekin yang cukup tinggi.
- Katekin dipercaya dapat mencegah penyakit jantung, menurunkan berat badan, dan membantu pembentukan kolagen.
- Bajakah Lamei / Gambir Sarawak (Uncaria gambir):
- Masyarakat Kalimantan Tengah percaya bahwa meminum cairan dari potongan batangnya dapat menyembuhkan diare.
Bajakah dalam Pengobatan Tradisional:
- Akar bajakah telah lama digunakan oleh suku Dayak sebagai bahan alami untuk pengobatan tradisional.
- Dipercaya dapat mengatasi kanker, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penuaan dini, menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, serta membantu pengobatan penyakit diabetes, asam lambung, dan hepatitis.
Namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman akar bajakah. Meskipun berasal dari bahan alami, bajakah juga dapat memiliki efek samping, sehingga penggunaannya untuk pengobatan kanker dinilai masih terlalu dini dan berisiko. Untuk dapat digunakan sebagai obat, akar bajakah harus melalui beberapa tahap uji klinis untuk mengetahui cara kerja, keampuhan, batas aman dosis, dan efek samping yang dapat ditimbulkan.
Salam tetanam!