Sacha Inchi (Plukenetia volubilis L.), yang juga dikenal sebagai kacang Inca, merupakan tanaman penghasil minyak berkualitas tinggi yang saat ini semakin populer di kalangan petani dan konsumen yang peduli kesehatan. Mari mengenal lebih dalam tentang tanaman menarik ini, mulai dari klasifikasi ilmiahnya hingga cara menanamnya dengan mempertimbangkan karakteristik invasifnya.
Daftar isi:
Taksonomi
Sacha Inchi diklasifikasikan dalam sistem taksonomi sebagai berikut:
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Malpighiales
- Famili: Euphorbiaceae
- Genus: Plukenetia
- Spesies: Plukenetia volubilis L.
Tanaman ini termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae, yang juga mencakup tanaman seperti karet, singkong, dan jarak.
Morfologi
Sacha Inchi adalah tanaman merambat (liana) perennial dengan karakteristik morfologi yang cukup unik:
- Batang: Berbentuk silindris, berkayu, dan memiliki kemampuan memanjat dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi, dapat mencapai panjang hingga 3-5 meter.
- Daun: Berbentuk jantung (cordate) atau delta dengan tepi bergerigi, berukuran sekitar 10-12 cm panjang dan 8-10 cm lebar. Permukaan daun berwarna hijau gelap di bagian atas dan hijau keabu-abuan di bagian bawah.
- Bunga: Tanaman ini berumah satu (monoecious), memiliki bunga jantan dan betina pada satu tanaman. Bunga jantan biasanya kecil dan berwarna putih kekuningan, sementara bunga betina berukuran lebih besar.
- Buah: Berbentuk kapsul dengan 4-7 lobus, berwarna hijau saat muda dan berubah menjadi coklat kehitaman saat matang. Diameter buah sekitar 3-5 cm.
- Biji: Setiap lobus mengandung satu biji berbentuk lentil dengan diameter 1.5-2 cm, berwarna coklat gelap. Biji ini mengandung minyak dalam jumlah besar (sekitar 35-60%).

Sebaran Geografis & Negara Asal
Sacha Inchi berasal dari kawasan Amazon di Amerika Selatan, khususnya Peru. Tanaman ini telah dibudidayakan oleh masyarakat Inca selama berabad-abad, yang menjadi alasan mengapa tanaman ini dijuluki “kacang Inca.”
Saat ini, tanaman Sacha Inchi dapat ditemukan tumbuh di berbagai negara, termasuk:
- Peru (daerah asal)
- Ekuador
- Kolombia
- Brasil
- Thailand
- Vietnam
- Malaysia
- Indonesia
- Filipina
Penyebaran ke Asia Tenggara terjadi relatif baru, dimulai sekitar tahun 2000-an seiring dengan meningkatnya minat terhadap manfaat kesehatan dari minyak Sacha Inchi.
Sejarah Pemanfaatan
Sacha Inchi memiliki sejarah pemanfaatan yang panjang:
- Era Pra-Kolonial: Masyarakat Inca menggunakan Sacha Inchi sebagai sumber makanan dan minyak. Bukti arkeologis menunjukkan penggunaan biji ini telah ada sejak 3000 tahun yang lalu, terlihat dari penemuan artefak berbentuk biji Sacha Inchi pada situs-situs arkeologi Inca.
- Era Kolonial: Tanaman ini sempat terabaikan selama era kolonial Spanyol karena fokus terhadap tanaman lain seperti jagung dan kentang.
- Era Modern Awal: Pada abad ke-20, Sacha Inchi mulai diteliti kembali oleh ilmuwan Peru untuk potensi nutrisinya.
- Kebangkitan (1980-an): Penelitian intensif di Peru mengungkap kandungan omega-3 yang tinggi dalam minyak Sacha Inchi, memicu minat internasional.
- Ekspansi Global (2000-an hingga kini): Sacha Inchi mulai dibudidayakan secara komersial di berbagai negara seiring dengan tren makanan super (superfood). Minyaknya dipasarkan sebagai alternatif minyak ikan untuk omega-3 bagi vegetarian dan vegan.
Kandungan Nutrisi & Senyawa Kimia
Sacha Inchi memiliki profil nutrisi yang sangat mengagumkan, terutama pada bijinya:
Biji
- Minyak: 35-60% berat kering, dengan komposisi:
- Asam lemak omega-3 (alfa-linolenat): 45-53%
- Asam lemak omega-6 (linoleat): 34-39%
- Asam lemak omega-9 (oleat): 7-10%
- Protein: 25-30%, dengan kandungan asam amino esensial yang lengkap termasuk triptofan, leusin, dan valin
- Vitamin: A, E (tokoferol), dan kompleks B
- Mineral: Kalsium, magnesium, fosfor, dan potasium
- Antioksidan: Tokoferol dan karotenoid

Daun
- Flavonoid: Quercetin dan kaempferol
- Saponin: Bersifat antimikroba
- Tanin: Komponen antioksidan
- Alkaloid: Dalam konsentrasi rendah
Batang
- Senyawa fenolik: Berperan sebagai antioksidan
- Resin: Dalam jumlah kecil
Akar
- Saponin: Konsentrasi lebih tinggi dibandingkan bagian lain
- Alkaloid: Dalam konsentrasi rendah
Fakta Unik
Sacha Inchi memiliki beberapa fakta menarik yang jarang diketahui:
- Kandungan Omega-3 Tertinggi: Sacha Inchi mengandung omega-3 tertinggi dari semua tanaman yang dikenal, bahkan lebih tinggi dari biji rami (flaxseed).
- Protein Lengkap: Tidak seperti sebagian besar protein nabati, protein Sacha Inchi mengandung semua asam amino esensial dalam proporsi yang hampir sempurna untuk kebutuhan manusia.
- Ketahanan Tanaman: Dapat tumbuh di tanah marjinal yang tidak cocok untuk tanaman pangan lainnya, berpotensi untuk reklamasi lahan.
- Tidak Mengandung Antinutrisi: Tidak seperti banyak kacang-kacangan lain, Sacha Inchi memiliki kadar asam fitat dan penghambat enzim yang sangat rendah, sehingga nutrisinya lebih mudah diserap.
- Peran dalam Budaya: Dianggap sebagai makanan sakral oleh suku-suku asli Amazon dan digunakan dalam ritual kesehatan.
- Umur Produktif Panjang: Tanaman Sacha Inchi dapat produktif hingga 10-15 tahun dengan perawatan yang baik.
- Adaptabilitas Tinggi: Dapat tumbuh pada ketinggian 200-1800 mdpl, menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa.

Syarat Tumbuh
Untuk pertumbuhan optimal, Sacha Inchi membutuhkan kondisi sebagai berikut:
Iklim
- Suhu: 15-30°C, optimal pada 25°C
- Curah hujan: 800-2500 mm per tahun
- Kelembaban: 60-80%
- Sinar matahari: Membutuhkan sinar matahari penuh, tetapi dapat mentolerir naungan ringan hingga 30%
Tanah
- pH: 5.5-7.5, optimal pada 6.0-6.5
- Tekstur: Tanah berpasir hingga lempung berpasir dengan drainase baik
- Kesuburan: Dapat tumbuh di tanah dengan kesuburan rendah, tetapi produksi optimal pada tanah yang kaya bahan organik
- Drainase: Sangat penting, tidak toleran terhadap genangan air
Ketinggian
- Dapat tumbuh pada ketinggian 200-1800 mdpl, tetapi produksi optimal pada 800-1700 mdpl
Tips dan Trik Menanam dengan Memperhatikan Karakter Invasif
Sacha Inchi memiliki potensi invasif karena pertumbuhannya yang cepat dan kemampuan adaptasinya yang tinggi. Berikut tips menanamnya:
Persiapan Penanaman
- Pemilihan Lokasi: Pilih lokasi yang terbatas atau terkontrol, hindari penanaman dekat area konservasi atau hutan alami.
- Pembuatan Batas Fisik: Buat parit kecil di sekitar area penanaman untuk mencegah penyebaran akar.
- Pemilihan Bibit: Gunakan bibit dari varietas yang telah didomestikasi dan diketahui karakteristiknya, hindari menggunakan bibit dari tanaman liar.
Metode Penanaman
- Jarak Tanam: Gunakan jarak tanam 3 x 3 meter atau 2.5 x 2.5 meter. Jarak yang terlalu rapat meningkatkan kompetisi antar tanaman.
- Struktur Penopang: Siapkan trellis atau struktur penopang setinggi minimal 2 meter. Ini penting karena Sacha Inchi adalah tanaman merambat.
- Penanaman dalam Wadah: Untuk skala kecil atau taman rumah, pertimbangkan menanam dalam pot besar untuk mengontrol penyebaran.
Pemeliharaan
- Pemangkasan Reguler: Lakukan pemangkasan setiap 3-4 bulan untuk mengontrol pertumbuhan vegetatif. Fokuskan pada pucuk dan cabang yang tumbuh keluar dari area yang diinginkan.
- Pemantauan Penyebaran: Periksa area sekitar tanaman secara berkala untuk mendeteksi bibit yang mungkin tumbuh dari biji yang jatuh.
- Pengendalian Bunga dan Buah: Pada fase awal pertumbuhan (6-8 bulan pertama), buang sebagian bunga untuk memperkuat tanaman sebelum mulai berproduksi.
- Rotasi Pemupukan: Gunakan pupuk dengan rasio N:P:K 10:20:20 selama fase vegetatif dan 5:20:20 saat fase generatif. Ini membantu mengendalikan pertumbuhan vegetatif berlebihan.
Panen dan Pascapanen
- Waktu Panen Tepat: Panen buah saat kapsul mulai berubah warna dari hijau ke coklat. Panen terlalu lambat dapat menyebabkan biji jatuh dan berkecambah.
- Pengelolaan Limbah: Jangan buang sisa pemangkasan atau kapsul buah yang tidak digunakan ke alam terbuka. Komposkan dalam area terkontrol.
- Pengolahan Biji: Pastikan biji yang tidak digunakan untuk konsumsi atau produksi minyak dinonaktifkan (misalnya dengan pemanasan) sebelum dibuang.
Antisipasi Penyebaran
- Barrier Zone: Buat zona penyangga berupa tanaman non-host atau area kosong di sekitar kebun Sacha Inchi.
- Monitoring Berkala: Periksa area dalam radius 100 meter dari lokasi penanaman untuk mendeteksi kemungkinan penyebaran.
- Edukasi: Informasikan kepada petani sekitar tentang potensi invasif tanaman ini dan cara pengendaliannya.
Dengan memahami karakteristik dan potensi invasif Sacha Inchi, kita dapat memanfaatkan tanaman berharga ini secara berkelanjutan tanpa menimbulkan dampak negatif pada ekosistem sekitar. Meskipun memiliki potensi invasif, manfaat ekonomi dan nutrisinya menjadikan Sacha Inchi tanaman yang layak dibudidayakan dengan pengelolaan yang tepat.
Salam tetanam!